Ah, baru kini kau muncul
Ditunggu sudah lama, dengan sinar malapmu
Sedang dulu, kau telah tegakkan janji
Untuk ruang hatiku, sentiasa terang pasti sinarmu
Bulan,
Lewat-lewat kini
Tidak seperti kembang perawan malam mekarmu
Dicelah birai-birai awan, kau menumpang
Yang sekali datang, sekali pergi
Mencalit sedikit dan sedikit terang sinarmu
Yang semakin tumpul menyuluh jalan rindu ke sanubariku
Lalu sering kau sesat ke jalan pintu hati yang pernah kau bertaktha
Kenapa kau percaya pada awan?
Pada hatinya yang sepi, kenapa perlu kau peduli?
Bosan pada sang awan
Pada bintang-bintang kecil di sana
Kau bermesra dan bersenandung
Pada taman indahnya kau bertamu
Pada ribanya kau bersinggah
Dan saat kau alunkan irama, melagukan rasa hibamu
Pada tarian gemalainya mengiringi setiap melodi lagu hatimu
Kau makin terpersona
Lalu sedikit dan sedikit kau makin lupa pada aku
Kenapa kau percaya pada bintang?
Tahukah kau, pada sinarmu dia ingin menumpang kasih?
Nyata hatimu tidak pernah kukuh
Sepertimana untaian tali janji yang kau anyam dulu
Makin rapuh simpulannya
Dan setiamu semakin suram, seperti pudar sinarmu
Sedang sang pungguk juga sudah beralih kasih
Galak matanya bukan untukmu lagi
Pada lampu neon yang lagi indah dan setia
Dia bercanda dan berkasih
“Ah, biarlah aku bermadu dengan cengkerik-cengkerik malam
Asal saja aku dekat dengannya”
Seperti aku mendengar bisik hati sang pungguk
Bulan,
Lalu apa yang aku harapkan pada mu lagi?
Sedang cahaya mu tiada lagi sehangat dulu
Apa yang aku cari pada yang tiada?